Selasa, 10 Mei 2011

MENUNTUT ILMU HADITS

MENUNTUT ILMU HADITS ADALAH AMALAN UTAMA DISISI ALLAH تعالى

MENUNTUT ILMU HADITS ADALAH AMALAN UTAMA DISISI ALLAH تعالى

1. Dari Jabir bin Abdillah :

Adalah Rosululloh صلى الله عليه وسلم Ketika Berkhutbah, Beliau bersabda :

فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة
“Bahwa sebaik baik pembicaraan adalah kitab Allah, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan seburuk buruk perkara adalah yang diada-adakan, setiap bid’ah itu sesat”.


Sahih. Diriwayatkan oleh Muslim didalam Shahih-nya (2/592), Abu Dawud dalam sunan-nya (3/36), An-Nasa’i didalam As-Sunan Al-Kubro (1/550) serta dalam Sunan Ash-Shughro (3/188), Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1/17), Ahmad dalam Al-Musnad (3/319), Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunah (1/16), Ibnul Mubarok dalam Al-Musnad (54) serta dalam Az Zuhud (556), Al-Baihaqi dalam Asma wa Shifat (1/203), Ibnu Wadhah dalam Al-Bida’ (55), Ad-Darimi dalam Al-Musnad (1/69), Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya (3/143), Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (1/186), Al Lalika’i dalam Al-I’tiqod (1/76), dll. dari jalan Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari Jabir dengannya.
Berkata syaikh Abu Abdurohman, Sebagian rawi meriwayatkan dengan panjang hadits ini, dan sebagian lain meringkasnya.
Hal ini menunjukkan Wajib mempelajari Kitab Allah تعالى dan Sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم.

2. Dari Irbadh bin Sariyah :

“Rosululloh صلى الله عليه وسلم telah menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengesankan sehingga bergetar hati dan berlinang air mata kami, lalu kami berkata: ‘Ya Rosululloh, seakan-akan ini nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat!’
Maka Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat, walaupun yang memerintah kalian seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian hidup sepeninggalku nanti akan menjumpai perselisihan yang banyak, maka kembalilah kepada sunnah-Ku dan sunnah Khulafa’ Ar-Rosyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi geraham kalian dan waspadalah terhadap perkara perkara baru, karena setiap perkara baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan di neraka.”

Shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud didalam sunan-nya (4/200-201), Ahmad dalam Al-Musnad (4/126). Ibnu Hibban dalam shahih-nya (1/104), At-Turmudzi dalam Sunan-nya (5/45), Ibnu Majah dalam sunan-nya (1/67), Ibnu Jarir dalam tafsir-nya (6/212), dll. dari jalan Walid bin Muslim, ia berkata, berkata kepada kami Tsaur bin yazid, ia berkata, berkata kepada kami Khalid bin Mi’dan, dia mengatakan, berkata kepada kami Abdurrahman bin Amr As Sulami, dan Hujur bin Al Khala’i darinya.

3. Dari Sufyan Ats Tsauri:

“Aku tidak mengetahui amalan yang dimuka bumi ini yang lebih afdol dari pada menuntut ilmu hadits bagi orang yang dikehendaki dengan wajahnya”

Diriwayatkan oleh Baghowi dalam Al- Madkhal(303) Abu Nuaim dalam Al Hikmah (6/336) Al-Khatib dalam Syarfu Ash-Habil Hadits (148). Dari beberapa jalan dari Waki’, dia mengatakan : aku mendengar sufyan mengatakan dengannya. berkata syaikh Abu Abdurohman Sanadnya shahih

4. Dari Bisyr bin Al-Harits berkata:

“Aku tidak mengetahui amalan dimuka bumi ini yang paling afdol daripada menuntut ilmu Hadits bagi orang yang bertaqwa kepada Allah dan berniat baik. Adapun aku, akan meminta ampun kepada Allah dari semua langkah yang aku langkahkan didalam-nya”.

Diriwayatkan oleh Al-Khatib dalam Syarfu Ash-Habil Hadits (150), dari jalan Muhammad bin Al-Abbas Al-Kazzaz ia berkata, berkata kepada kami Abul Fadl Al Shandali ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ya’qub bin Bakhtan Al-Qazzaz ia berkata, aku mendengar Bisyr bin Harits denganya.
Berkata Syaikh Abu Abdurohman sanadnya shahih.

5. Waki’ bin Al-Jarrah mengatakan :

“Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu yang lebih afdhol dari mencari hadits.”

Diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Syarfu Ash-Habil Hadits (150) dari jalan Ahmad bin Abdulloh bin Al-Khadhir Al-Muqri ia berkata, berkata kepada kami Ali bin Muhammad bin Sa’id, berkata kepada kami Abu ya’la Al-Maushily, aku mendengar Ibrahim bin Said Al-Jauhari berkata, aku mendengar Waki’ berkata dengannya.
Berkata Sayikh Abu Abdurohman sanadnya shahih.

6. Sufyan Ats-Tsauri mengatakan :

“Aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih afdhol darinya –yakni al-hadits- bagi orang yang menghendaki Allah dengannya.”

Dirwayatkan oleh Ar-Ramahurmuzi dalam Al-Muhadditsul Fashil (177), Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Syarfu Ash-Habil Hadits (149) dari dua jalan dari Waki’ ia mengatakan aku telah mendengar Sufyan Ats-Tsairi dengannya.
Syaikh berkata sanadnya shahih.

7. Abdulloh bin Al-Mubarok berkata:

“Aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih afdhol dari menuntut ilmu hadits bagi orang yang menginginkan Allah”

Diriwayatkan oleh Al-Baghowi dalam Al-Madkhal (309) dari jalan Ali bn Hamsyad ia berkata, berkata kepada kami Al-Hasan bin Sufyan, berkata kepada kami Ishaq bin Ismail Al-Thalaqoni, berkata Ibnu Mubarok. Sanadnya shahih.
Berkata Al-Khatib Al-Baghdadi didalam Syarful Ash-Habil Hadits(15), “Dan kami meyakini yang tidak ada keraguan didalamnya, bahwa menuntut ilmu hadits itu akan mendatangkan pahala bagi pelakunya.”

Demikianlah Fadhilah penuntut ilmu sunnah, dan insya Allah selanjutkan akan kami tambahkan pembahasan selanjutnya. Wallahu Musta’an.

Pembahasan ini disarikan dari kitab Al-Azhar Al-Mantsuroh fi Tabyini Anna Ahlal Hadits Hum Al-Firqotu An-Najiyah wath-Thoifah Al-Manshuroh, penulis Abu Abdurohman al-Atsari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar